Muhammad Salisul
Khakim [1]
Hari
Buku Nasional pada 17 Mei menjadi momen bagi bangsa Indonesia untuk berkaca
terhadap minat baca masyarakat yang masih rendah. Kesadaran setiap individu
sebagai seorang warga negara akan hal tersebut menjadi penting ketika
pendidikan nasional tidak diimbangi dengan minat baca, literasi yang masih
rendah, sumber referensi yang sedikit, hingga plagiasi atau mencuri pendapat
orang lain tanpa menuliskan sumbernya. Hal tersebut pada akhirnya berdampak pada
sumber daya atau kualitas seseorang dengan pengetahuan dan wawasan yang masih
sangat terbatas.
Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia
adalah minat baca yang membudaya, karena dengan menyerap berbagai jenis bahan
bacaan yang bermutu manusia akan bertambah pengetahuannya serta wawasannya yang
semakin luas, dan kepribadian pun dapat berubah sesuai jenis publikasi yang
diserap (Hardjoprakoso, 2005). Membiasakan diri untuk membaca memang tidak
mudah, terlebih lagi jika tidak didukung dengan lingkungannya. Hal mendasar
yang perlu dibangun dalam budaya membaca adalah membuat perpustakaan yang terjangkau
sampai ke setiap daerah, menjadikan tempat membaca yang layak dan nyaman, serta
pengadaan buku dalam jumlah yang banyak dan beragam jenis bacaannya. Pembangunan
budaya ini juga sangat dipengaruhi oleh kesadaran dan kepedulian sosial
edukatif seseorang. Munculnya gerakan-gerakan komunitas baca di kalangan masyarakat
saat ini, seperti Perpustakaan Jalanan, Rumah Baca, Taman Baca dan gerakan
sosial edukatif lainnya akan sangat mempengaruhi penyebaran dan eksistensi
budaya membaca itu sendiri.
Sebagai pembaca, seseorang harus selektif terhadap mutu dan
kualitas bacaan, serta tidak tergantung pada satu sumber bacaan. Pembaca juga
perlu memperhatikan sumbernya yang jelas, memahami isinya yang disukai, dan membuka
sudut pandang diri untuk benar-benar dapat menerima materinya. Hal ini membuat ilmu
dan pengetahuan yang terdapat dalam bacaan menjadi lebih mudah untuk diserap dan
dijalankan oleh seseorang, sehingga wawasan yang diperoleh dari meteri bacaan
tersebut dapat memberikan manfaat bagi seseorang itu sendiri dan bagi
lingkungan sekitarnya.
Referensi: Hardjoprakoso,
M., 2005, Bunga Rampai Kepustakawanan,
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
[1]Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta dan Pendiri Komunitas Perpustakaan Jalanan Akar Rumput
Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar